Lu FIkir La Sendiri..!!!
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan SAR Nasional memastikan telah menemukan dua bagian besar pesawat AirAsia QZ8501. Saat ditemukan, dua objek tersebut berada pada posisi yang saling berdekatan.
"Posisi keduanya berdekatan satu dengan yang lain" ujar Kepala Basarnas, Marsekal Madya F Henry Bambang Soelistyo, dalam jumpa pers di Kantor Pusat Basarnas, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (3/1/2015). [Baca: Basarnas: 2 Bagian Besar Pesawat AirAsia QZ8501 Ditemukan]
Soelistyo menjelaskan, ditemukannya dua objek tersebut merupakan hasil dari temuan sebelumnya, yakni ketika pesawat Hercules TNI AU menemukan sebuah bayangan objek benda yang diduga berbentuk pesawat pada Selasa (30/12/2014).
Soelistyo menjelaskan, dua objek tersebut terdiri dari tiga dimensi berukuran 9,2 x 4,6 x 0,5 meter dan objek dua dimensi berukuran 7,2 x05 meter. Soelistyo tidak menyebutkan lokasi ataupun titik koordinat ditemukannya objek tersebut.
Hari ini, jika cuaca baik, Basarnas akan menurunkan alat dari kapal Geo Survey bernama Remotely Operated Vehicle (ROV). Alat tersebut akan digunakan untuk memotret dua objek tersebut.
"Kegiatan saat ini, kami akan menurunkan ROV ke bawah permukaan laut untuk mendapatkan picture," kata Soelistyo.
Basarnas, lanjut Soelistyo, juga akan menerjunkan para penyelam ke lokasi ditemukannya dua objek tersebut untuk kemudian melakukan evakuasi jika ditemukan jenazah maupun benda lainnya.
"Kita akan turunkan penyelam, karena lokasi penemuan objek tersebut ada di bawah kedalaman 30 meter," kata Soelistyo.
"Posisi keduanya berdekatan satu dengan yang lain" ujar Kepala Basarnas, Marsekal Madya F Henry Bambang Soelistyo, dalam jumpa pers di Kantor Pusat Basarnas, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (3/1/2015). [Baca: Basarnas: 2 Bagian Besar Pesawat AirAsia QZ8501 Ditemukan]
Soelistyo menjelaskan, ditemukannya dua objek tersebut merupakan hasil dari temuan sebelumnya, yakni ketika pesawat Hercules TNI AU menemukan sebuah bayangan objek benda yang diduga berbentuk pesawat pada Selasa (30/12/2014).
Soelistyo menjelaskan, dua objek tersebut terdiri dari tiga dimensi berukuran 9,2 x 4,6 x 0,5 meter dan objek dua dimensi berukuran 7,2 x05 meter. Soelistyo tidak menyebutkan lokasi ataupun titik koordinat ditemukannya objek tersebut.
Hari ini, jika cuaca baik, Basarnas akan menurunkan alat dari kapal Geo Survey bernama Remotely Operated Vehicle (ROV). Alat tersebut akan digunakan untuk memotret dua objek tersebut.
"Kegiatan saat ini, kami akan menurunkan ROV ke bawah permukaan laut untuk mendapatkan picture," kata Soelistyo.
Basarnas, lanjut Soelistyo, juga akan menerjunkan para penyelam ke lokasi ditemukannya dua objek tersebut untuk kemudian melakukan evakuasi jika ditemukan jenazah maupun benda lainnya.
"Kita akan turunkan penyelam, karena lokasi penemuan objek tersebut ada di bawah kedalaman 30 meter," kata Soelistyo.
Sementara itu dilaporkan..
SINGAPURA: Cuaca yang amat buruk mencetuskan kemalangan nahas pesawat AirAsia pada Ahad lepas, kata pegawai cuaca Indonesia, Jumaat, manakala Rusia menjadi negara terbaharu yang menyertai carian pesawat malang itu.
'Analisis meteorologi' setebal 14 muka surat merupakan kenyataan rasmi pertama dari Jakarta berhubung sebab-sebab berlakunya nahas tersebut dan ia hampir mengesahkan spekulasi yang berleluasa yang menyatakan bahawa punca kemalangan disebabkan oleh cuaca.
"Fenomena cuaca yang paling memungkinkan adalah terjadinya ising menyebabkan enjin pesawat rosak," menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Ini bagaimanapun hanya satu analisis apa yang mungkin berlaku berdasarkan data meteorologi yang ada, dan bukan penentuan muktamad mengenai punca kejadian itu."
Laporan BMKG oleh Profesor Edvin Aldrian, ketua unit penyelidikan dan pembangunan ini dihasilkan ketika ombak tinggi dan laut bergeloran kini menghalang penyelam daripada memasuki laut.
Sehingga malam tadi, 30 mayat telah ditemui, kata Ketua Agensi Mencari dan Menyelamat Indonesia (Basarnas) Bambang Soelistyo pada sidang media.
BMKG berkata analisis awal ke atas data cuaca mencadangkan pesawat AirAsia Airbus A320-200 telah terbang ke awan ribut. Ia juga menyatakan bahawa carta cuaca yang dikeluarkan sebelum penerbangan menunjukkan laluan pesawat yang dijadualkan berada di peringkat 'cruising' (pelayaran) akan menunjukkan keadaan 'membimbangkan' dengan amaran angin kencang.
Imej satelit juga mencadangkan suhu puncak -80 ke -85 °C, yang bermakna terdapat butiran-butiran ais dalam awan yang tebal, menurut laporan itu.
Sementara itu, kapal Singapura kelima tiba di kawasan kemalangan itu manakala Rusia berkata ia akan menghantar dua pesawat amfibia untuk membantu usaha carian, yang kini melibatkan lebih dari buah 90 kapal dan kapal terbang.
Soelistyo berkata tidak ada pengesahan bahawa sonar telah mengesan ekor pesawat.
Walau bagaimanapun, kesan minyak telah dikesan di kawasan keutamaan carian.
"Kami masih berusaha keras dalam keadaan cuaca buruk dan ombak kuat," katanya malam Jumaat. - Straits Times / ANN
'Analisis meteorologi' setebal 14 muka surat merupakan kenyataan rasmi pertama dari Jakarta berhubung sebab-sebab berlakunya nahas tersebut dan ia hampir mengesahkan spekulasi yang berleluasa yang menyatakan bahawa punca kemalangan disebabkan oleh cuaca.
"Fenomena cuaca yang paling memungkinkan adalah terjadinya ising menyebabkan enjin pesawat rosak," menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Ini bagaimanapun hanya satu analisis apa yang mungkin berlaku berdasarkan data meteorologi yang ada, dan bukan penentuan muktamad mengenai punca kejadian itu."
Sehingga malam tadi, 30 mayat telah ditemui, kata Ketua Agensi Mencari dan Menyelamat Indonesia (Basarnas) Bambang Soelistyo pada sidang media.
BMKG berkata analisis awal ke atas data cuaca mencadangkan pesawat AirAsia Airbus A320-200 telah terbang ke awan ribut. Ia juga menyatakan bahawa carta cuaca yang dikeluarkan sebelum penerbangan menunjukkan laluan pesawat yang dijadualkan berada di peringkat 'cruising' (pelayaran) akan menunjukkan keadaan 'membimbangkan' dengan amaran angin kencang.
Imej satelit juga mencadangkan suhu puncak -80 ke -85 °C, yang bermakna terdapat butiran-butiran ais dalam awan yang tebal, menurut laporan itu.
Sementara itu, kapal Singapura kelima tiba di kawasan kemalangan itu manakala Rusia berkata ia akan menghantar dua pesawat amfibia untuk membantu usaha carian, yang kini melibatkan lebih dari buah 90 kapal dan kapal terbang.
Soelistyo berkata tidak ada pengesahan bahawa sonar telah mengesan ekor pesawat.
Walau bagaimanapun, kesan minyak telah dikesan di kawasan keutamaan carian.
"Kami masih berusaha keras dalam keadaan cuaca buruk dan ombak kuat," katanya malam Jumaat. - Straits Times / ANN
Bodoh laa dia org ni...patut tanya nuar juburi je kt mana lokasi bangkai pesawat tuu...
BalasPadam